Tujuan Pembelajaran Qur’an Hadits di Madrasah

Oleh : Abdul Latif, S.Pd.I

PENDAHULUAN
           
Ada sebuah ungkapan yang menyebutkan bahwa al-ummuru bi maqashidiba atau setiap tindakan, aktivitas, maupun kegiatan haruslah berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini dikarenakan dengan berorientasi pada tujuan tersebut akan diketahui bahwa tujuan dapat berfungsi sebagai standar untuk mengakhiri usaha serta mengarahkan usaha yang dilalui dan merupakan titik pangkal untuk meraih tujuan-tujuan yang lain. Selain itu, tujuan juga dapat membatasi ruang gerak usaha agar suatu kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan dan yang terpenting lagi dapat memberi penilaian kepada usaha-usahanya.
Pada kurikulum 2013, Tujuan-tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk seperangkat kompetensi. Seperangkat kompetensi tersebut merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dikatakan sebagai seperangkat kompetensi karena berbagai kompetensi tersebut berada pada alur atau rangkaian kompetensi, mulai dari standar kompetensi kelulusan, standar kompetensi mata pelajaran, standar kompetensi, dan kompetensi dasar.
Berdasarkan hal di atas maka jalannya proses pembelajaran nerdasarkan kurikulum 2013 harus menjadikan pencapaian kompetensi pembelajaran sebagai fokus utama. Untuk dapat mengetahui ketercapaian kompetensi tersebut maka disusunlah pencapaian kompetensi. Begitu pula dengan tujuan pembelajaran Qur’an Hadits yang disusun untuk dapat mengetahui ketercapaian kompetensi yang diajarka oleh guru Qur’an Hadits kepada para peserta didik.
PEMBAHASAN
Urgensi perumusan tujuan pembelajaran
Dalam Bahasa Arab, tujuan dinyatakan dengan Ghayat atau andaf atau maqasid. Kemudian, dalam bahasa inggris, tujuan dinyatakan dengan goal atau purpose atau objective atau aim. Secara umum, semua istilah tersebut mempunyai pengertian yang sama yaitu perbuatan yang diarahkan kepada suatu tujuan tertentu atau arah, maksud yang hendak dicapai melalui upaya.
Kemudian, Zakiyah Daradjat mengungkapkan bahwa tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai. Sementara, H.M. Arifin mengungkapkan bahwa tujuan itu menunjukkan kepada futuritas (masa depan) yang terletak pada suatu jarak tertentu yang tidak dapat dicapai kecuali dengan usaha untuk mencapai suatu maksud tertentu.
Dari pengertian di atas, tujuan pembelajaran merupakan kemampuan kognitif, afektif, psikomotor yang hendak dicapai oleh peserta didik setelah mereka menyelesaikan setiap proses pembelajaran. Darwyn Syah mengutip pendapat Oemar Hamalik mengungkapkan bahwa komponen-komponen dalam tujuan pembelajaran antara lain, sebagai berikut:
  1. Perilaku terminal
Seperangkat perilaku yang harus ditunjukkan atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran.
  1. Kondisi-kondisi tes
Situasi pada saat dilakukan evaluasi atau tes terhadap tujuan pembelajaran, baik yang dilakukan di akhir proses pembelajaran maupun pada saat proses pembelajaran berlangsung.
  1. Ukuran-ukuran perilaku
Ini merupakan ukuran-ukuran yang dilakukan sebagai patokan atau standar untuk mengukur perubahan pembelajaran.[3]
Pembelajaran Al-Qur’an-Hadits adalah bagian dari upaya untuk mempersiapkan sejak dini agar siswa memahami, terampil melaksanakan dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an-Hadits melalui kegiatan pendidikan. Tujuan pembelajaran Al-Qur’an-Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah agar murid mampu membaca, menulis, menghafal, mengartikan, memahami, dan terampil melaksanakan isi kandungan Al-Qur’an-Hadits dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Inti ketakwaan itu ialah berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Tujuan Pembelajaran Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah
Tujuan  pembelajaran  adalah  suatu  pernyataan  yang  spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Martinis Yamin, memandang bahwa tujuan pembelajaaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pembelajaran, dan kemampuan yang harus dimiliki siswa.
Pembelajaran Al-Qur’an-Hadits adalah bagian dari upaya untuk mempersiapkan sejak dini agar siswa memahami, terampil melaksanakan dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an-Hadits melalui kegiatan pendidikan. Tujuan pembelajaran Al-Qur’an-Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah agar murid mampu membaca, menulis, menghafal, mengartikan, menjelaskan, dan terampil melaksanakan isi kandungan Al-Qur’an-Hadits dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Inti ketakwaan itu ialah berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Mata pelajaran Al Qur’an-Hadith pada Madrasah Ibtidaiyah bertujuan:
  1. Menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik membaca dan menulis Al Qur’an Hadith;
  2. Mendorong, membimbing dan membina kemampuan dan kegemaran untuk membaca Al Qur’an dan Hadith;
  3. Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan dan pengamalan kandungan ayat-ayat Al Qur’an dan Hadith dalam perilaku peserta didik sehari-hari.
  4. Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang setingkat lebih tinggi (MTs).
Tujuan Pembelajaran Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah
Standar Kompetensi Lulusan untuk mata pelajaran Quran Hadits jenjang pendidikan Madrasah Tsanawiyah adalah sebagai berikut:
  1. Melaksanakan al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman hidup umat Islam.
  2. Meningkatkan pemahaman al-Qur’an, al-Faatihah, dan surat pendek pilihan melalui upaya penerapan cara membacanya, menangkap maknanya, memahami kandungan isinya, dan mengaitkannya dengan fenomena kehidupan.
  3. Menghafal dan menjelaskan makna hadis-hadis yang terkait dengan tema isi kandungan surat atau ayat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
SK diatas merupakan hal dan cara yang sangat baik untuk pendidikan anak didik di Madrasah Tsanawiyah, yaitu dengan Memberikan pemahaman, pembelajaran, serta hafalan bagi anak didik tentang  alquran dan hadits. Sehingga di harapkan anak didik dapat memahami dan mencintai alquran dan hadits sebagai pedomana hidup mereka yang harus dipegang teguh dimanapun dan kapanpun mereka berada.
Diusia anak didik yang masih belia memungkinkan mereka untuk lebih cepat meresap, menghafal, dan mengingat tentang apa yang telah diajarkan alquran dan hadits yang mereka dapat di sekolahan mereka masing-masing. Sehingga anak didik dapat  mengamalkan dalam kehidupan mereka sesuai dengan tuntunan dan anjuran dari alquran dan hadits. Dan diharapkan mereka dapat terhindar dari pergaulan yang pada saat-saat ini semakin bebas dan tanpa aturan.
Dengan adanya SK ini, secara tidak langsung memberikan perintah, pemahaman, dan pengertian kepada anak didik bahwa alquran dan hadist adalah merupakan tuntunan hidup, aturan hidup, serta sarana ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan menanamkan pada diri anak didik bahwa alquran dan hadist lebih penting dari pada Koran, televise, game yang selama ini hal tersebut lebih akrab di telinga mereka.
Sebagai tambahan dan masukan, sabaiknya untuk lebih memahami alquran anak didik diharuskan menghafal setiap ayat yang berhubungan dengan mata pelajaran di Quran dan Hadist. Kemudian ditunjang dengan hafalan hadist, sehingga pemahaman anak didik lebih mendalam.
Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di madrasah adalah pendidikan agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Al-Qur’an-hadis merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti ia merupakan sumber akidah-akhlak, syari’ah/fikih (ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur mata pelajaran agama islam. Pembelajaran al-Qur’an-hadis, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Secara garis besar Standar Kompetensi (SK) Dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Quran Hadist Madrasah Tsanawiyah telah mengalami kemjaun dan perubahan yang sangat signifikan. Anak didik dituntut untuk bisa membaca, memahami, menghafal, dan menerapkan nilai-nilai ajaran islam yang terkandung dalam alquran dan hadist baik dalam lingkungan akademik maupun sosial masyarakat. Dengan demikian diharapkan anak didik menjadi insan yang dapat berpegang teguh dan menjadikan alquran dan hadist sebagai pedoman mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Pembelajaran Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah
Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari Al-Qur’an-Hadis yang telah dipelajari oleh peserta didik di MTs/SMP. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian al-Qur’an dan al-Hadis terutama menyangkut dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, serta memahami dan menerapkan tema-tema tentang manusia dan tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam perspektif al-Qur’an dan al-Hadis sebagai persiapan untuk hidup bermasyarakat. Secara substansial, mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an-hadis sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan salinan dari Lampiran Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah maka terlihat ruang lingkup pembelajaran al-Qur’an-Hadits tingkat madrasah aliyah berbicara mengenai hal-hal seperti berikut ini :
Masalah dasar-dasar ilmu al-Qur’an dan al-Hadits, meliputi:
  1. Pengertian al-Qur’an menurut para ahli
  2. Pengertian hadits, sunnah, khabar, atsar dan hadits qudsi
  3. Bukti keotentikan al-Qur’an ditinjau dari segi keunikan redaksinya, kemukjizatannya, dan sejarahnya
  4. Isi pokok ajaran al-Qur’an dan pemahaman kandungan ayat-ayat yang terkait dengan isi pokok ajaran al-Qur’an
  5. Fungsi al-Qur’an dalam kehidupan
  6. Fungsi hadits terhadap al-Qur’an
  7. Pengenalan kitab-kitab yang berhubungan dengan cara-cara mencari surat dan ayat dalam al-Qur’an
  8. Pembagian hadis dari segi kuantitas dan kualitasnya
    1. Tema-tema yang ditinjau dari perspektif al-Qur’an dan al-hadits, yaitu:
    2. Manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi.
    3. Keikhlasan dalam beribadah
    4. Nikmat Allah dan cara mensyukurinya
    5. Perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup
    6. Pola hidup sederhana dan perintah menyantuni para dhuafa
    7. Berkompetisi dalam kebaikan.
    8. Amar ma ‘ruf nahi munkar
    9. Ujian dan cobaan manusia
    10. Tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat
    11. Berlaku adil dan jujur
    12. Toleransi dan etika pergaulan
    13. Etos kerja
    14. Makanan yang halal dan baik
    15. Ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adapun mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits di tingkat madrasah aliyah bertujuan untuk:
  1. Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap al-Qur’an dan hadits
  2. Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan
  3. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan isi kandungan al-Qur’an dan hadits yang dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan tentang al-Qur’an dan hadits.
Stándar kompetensi lulusan mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits tingkat madrasah aliyah adalah: Memahami isi pokok al-Qur’an, fungsi, dan bukti-bukti kemurniannya, istilah-istilah hadis, fungsi hadis terhadap al-Qur’an, pembagian hadis ditinjau dari segi kuantitas dan kualitasnya, serta memahami dan mengamalkan ayat-ayat al-Qur’an dan hadis tentang manusia dan tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
KESIMPULAN
Tujuan dan pendekatan pembelajaran Al-qur’an dan Hadits adalah agar murid mampu membaca, menulis, menghafal, mengartikan, memahami, dan terampil melaksanakan isi kandungan Al-Qur’an-Hadits dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Sedangkan Sumber belajar dan media belajar adalah kedua komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar dalam menunjang pembelajaran, dengan penyampaian komunikasi yang apik dan dapat dipahami serta diterima oleh peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA
Uno, HamzahB. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Wiyani, Novan Ardi. 2013. Desain Pembelajaran Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Yamin, Martinis. 2007. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP.  Jakarta: Gaung Persada Press.
plementasi KTSP, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), hal. 133.

1 commentDefault Comments

  1. Tujuan Pembelajaran Qur’An Hadits Di Madrasah >>>>> Download Now

    >>>>> Download Full

    Tujuan Pembelajaran Qur’An Hadits Di Madrasah >>>>> Download LINK

    >>>>> Download Now

    Tujuan Pembelajaran Qur’An Hadits Di Madrasah >>>>> Download Full

    >>>>> Download LINK MI

    ReplyDelete

emo-but-icon

Hot in week

Comments

Side Ads


jadwal-sholat

Text Widget

Connect Us

item