Tujuan Pembelajaran Qur’an Hadits di Madrasah
https://mimasaran2.blogspot.com/2016/01/tujuan-pembelajaran-quran-hadits-di.html
Oleh : Abdul Latif, S.Pd.I
PENDAHULUAN
Ada sebuah ungkapan yang menyebutkan bahwa al-ummuru bi maqashidiba atau setiap
tindakan, aktivitas, maupun kegiatan haruslah berorientasi pada tujuan yang
telah ditetapkan. Hal ini dikarenakan dengan berorientasi pada tujuan tersebut
akan diketahui bahwa tujuan dapat berfungsi sebagai standar untuk mengakhiri
usaha serta mengarahkan usaha yang dilalui dan merupakan titik pangkal untuk
meraih tujuan-tujuan yang lain. Selain itu, tujuan juga dapat membatasi ruang
gerak usaha agar suatu kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan dan
yang terpenting lagi dapat memberi penilaian kepada usaha-usahanya.
Pada kurikulum 2013, Tujuan-tujuan
pembelajaran dirumuskan dalam bentuk seperangkat kompetensi. Seperangkat
kompetensi tersebut merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dikatakan
sebagai seperangkat kompetensi karena berbagai kompetensi tersebut berada pada
alur atau rangkaian kompetensi, mulai dari standar kompetensi kelulusan,
standar kompetensi mata pelajaran, standar kompetensi, dan kompetensi dasar.
Berdasarkan hal di atas maka
jalannya proses pembelajaran nerdasarkan kurikulum 2013 harus menjadikan
pencapaian kompetensi pembelajaran sebagai fokus utama. Untuk dapat mengetahui
ketercapaian kompetensi tersebut maka disusunlah pencapaian kompetensi. Begitu
pula dengan tujuan pembelajaran Qur’an Hadits yang disusun untuk dapat
mengetahui ketercapaian kompetensi yang diajarka oleh guru Qur’an Hadits kepada
para peserta didik.
PEMBAHASAN
Urgensi perumusan tujuan
pembelajaran
Dalam Bahasa Arab, tujuan dinyatakan
dengan Ghayat atau andaf atau maqasid. Kemudian, dalam bahasa inggris, tujuan
dinyatakan dengan goal atau purpose atau objective atau aim. Secara umum, semua
istilah tersebut mempunyai pengertian yang sama yaitu perbuatan yang diarahkan
kepada suatu tujuan tertentu atau arah, maksud yang hendak dicapai melalui
upaya.
Kemudian, Zakiyah Daradjat mengungkapkan
bahwa tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau
kegiatan selesai. Sementara, H.M. Arifin mengungkapkan bahwa tujuan itu
menunjukkan kepada futuritas (masa depan) yang terletak pada suatu jarak
tertentu yang tidak dapat dicapai kecuali dengan usaha untuk mencapai suatu
maksud tertentu.
Dari pengertian di atas, tujuan
pembelajaran merupakan kemampuan kognitif, afektif, psikomotor yang hendak
dicapai oleh peserta didik setelah mereka menyelesaikan setiap proses pembelajaran.
Darwyn Syah mengutip pendapat Oemar Hamalik mengungkapkan bahwa
komponen-komponen dalam tujuan pembelajaran antara lain, sebagai berikut:
- Perilaku terminal
Seperangkat perilaku yang harus
ditunjukkan atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran.
- Kondisi-kondisi tes
Situasi pada saat dilakukan evaluasi
atau tes terhadap tujuan pembelajaran, baik yang dilakukan di akhir proses
pembelajaran maupun pada saat proses pembelajaran berlangsung.
- Ukuran-ukuran perilaku
Ini merupakan ukuran-ukuran yang
dilakukan sebagai patokan atau standar untuk mengukur perubahan pembelajaran.[3]
Pembelajaran Al-Qur’an-Hadits adalah
bagian dari upaya untuk mempersiapkan sejak dini agar siswa memahami, terampil
melaksanakan dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an-Hadits melalui kegiatan
pendidikan. Tujuan pembelajaran Al-Qur’an-Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah
agar murid mampu membaca, menulis, menghafal, mengartikan, memahami, dan
terampil melaksanakan isi kandungan Al-Qur’an-Hadits dalam kehidupan
sehari-hari sehingga menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Inti ketakwaan itu ialah berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Tujuan Pembelajaran Qur’an Hadits di
Madrasah Ibtidaiyah
Tujuan pembelajaran
adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan
dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk
menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Martinis Yamin, memandang
bahwa tujuan pembelajaaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir
pembelajaran, dan kemampuan yang harus dimiliki siswa.
Pembelajaran Al-Qur’an-Hadits adalah
bagian dari upaya untuk mempersiapkan sejak dini agar siswa memahami, terampil
melaksanakan dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an-Hadits melalui kegiatan
pendidikan. Tujuan pembelajaran Al-Qur’an-Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah
agar murid mampu membaca, menulis, menghafal, mengartikan, menjelaskan, dan
terampil melaksanakan isi kandungan Al-Qur’an-Hadits dalam kehidupan
sehari-hari sehingga menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Inti ketakwaan itu ialah berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Mata pelajaran Al Qur’an-Hadith pada
Madrasah Ibtidaiyah bertujuan:
- Menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik membaca dan menulis Al Qur’an Hadith;
- Mendorong, membimbing dan membina kemampuan dan kegemaran untuk membaca Al Qur’an dan Hadith;
- Menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan dan pengamalan kandungan ayat-ayat Al Qur’an dan Hadith dalam perilaku peserta didik sehari-hari.
- Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang setingkat lebih tinggi (MTs).
Tujuan Pembelajaran Qur’an Hadits di
Madrasah Tsanawiyah
Standar Kompetensi Lulusan untuk
mata pelajaran Quran Hadits jenjang pendidikan Madrasah Tsanawiyah adalah
sebagai berikut:
- Melaksanakan al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman hidup umat Islam.
- Meningkatkan pemahaman al-Qur’an, al-Faatihah, dan surat pendek pilihan melalui upaya penerapan cara membacanya, menangkap maknanya, memahami kandungan isinya, dan mengaitkannya dengan fenomena kehidupan.
- Menghafal dan menjelaskan makna hadis-hadis yang terkait dengan tema isi kandungan surat atau ayat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
SK diatas merupakan hal dan cara
yang sangat baik untuk pendidikan anak didik di Madrasah Tsanawiyah, yaitu
dengan Memberikan pemahaman, pembelajaran, serta hafalan bagi anak didik
tentang alquran dan hadits. Sehingga di harapkan anak didik dapat
memahami dan mencintai alquran dan hadits sebagai pedomana hidup mereka yang
harus dipegang teguh dimanapun dan kapanpun mereka berada.
Diusia anak didik yang masih belia
memungkinkan mereka untuk lebih cepat meresap, menghafal, dan mengingat tentang
apa yang telah diajarkan alquran dan hadits yang mereka dapat di sekolahan
mereka masing-masing. Sehingga anak didik dapat mengamalkan dalam
kehidupan mereka sesuai dengan tuntunan dan anjuran dari alquran dan hadits.
Dan diharapkan mereka dapat terhindar dari pergaulan yang pada saat-saat ini
semakin bebas dan tanpa aturan.
Dengan adanya SK ini, secara tidak
langsung memberikan perintah, pemahaman, dan pengertian kepada anak didik bahwa
alquran dan hadist adalah merupakan tuntunan hidup, aturan hidup, serta sarana
ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan menanamkan pada diri anak
didik bahwa alquran dan hadist lebih penting dari pada Koran, televise, game
yang selama ini hal tersebut lebih akrab di telinga mereka.
Sebagai tambahan dan masukan,
sabaiknya untuk lebih memahami alquran anak didik diharuskan menghafal setiap
ayat yang berhubungan dengan mata pelajaran di Quran dan Hadist. Kemudian
ditunjang dengan hafalan hadist, sehingga pemahaman anak didik lebih mendalam.
Di dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus
dipelajari oleh peserta didik di madrasah adalah pendidikan agama Islam, yang
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Al-Qur’an-hadis merupakan sumber
utama ajaran Islam, dalam arti ia merupakan sumber akidah-akhlak,
syari’ah/fikih (ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur
mata pelajaran agama islam. Pembelajaran al-Qur’an-hadis, menekankan pada
kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan
kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Secara garis besar Standar
Kompetensi (SK) Dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Quran Hadist Madrasah Tsanawiyah telah mengalami kemjaun dan perubahan yang
sangat signifikan. Anak didik dituntut untuk bisa membaca, memahami, menghafal,
dan menerapkan nilai-nilai ajaran islam yang terkandung dalam alquran dan
hadist baik dalam lingkungan akademik maupun sosial masyarakat. Dengan demikian
diharapkan anak didik menjadi insan yang dapat berpegang teguh dan menjadikan
alquran dan hadist sebagai pedoman mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Pembelajaran Qur’an Hadits di
Madrasah Aliyah
Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis di
Madrasah Aliyah adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang
merupakan peningkatan dari Al-Qur’an-Hadis yang telah dipelajari oleh peserta
didik di MTs/SMP. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari,
memperdalam serta memperkaya kajian al-Qur’an dan al-Hadis terutama menyangkut
dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang
lebih tinggi, serta memahami dan menerapkan tema-tema tentang manusia dan
tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam perspektif al-Qur’an dan al-Hadis sebagai persiapan untuk
hidup bermasyarakat. Secara substansial, mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis
memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam
al-Qur’an-hadis sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi
pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan salinan dari Lampiran
Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah maka
terlihat ruang lingkup pembelajaran al-Qur’an-Hadits tingkat madrasah aliyah
berbicara mengenai hal-hal seperti berikut ini :
Masalah dasar-dasar ilmu al-Qur’an
dan al-Hadits, meliputi:
- Pengertian al-Qur’an menurut para ahli
- Pengertian hadits, sunnah, khabar, atsar dan hadits qudsi
- Bukti keotentikan al-Qur’an ditinjau dari segi keunikan redaksinya, kemukjizatannya, dan sejarahnya
- Isi pokok ajaran al-Qur’an dan pemahaman kandungan ayat-ayat yang terkait dengan isi pokok ajaran al-Qur’an
- Fungsi al-Qur’an dalam kehidupan
- Fungsi hadits terhadap al-Qur’an
- Pengenalan kitab-kitab yang berhubungan dengan cara-cara mencari surat dan ayat dalam al-Qur’an
- Pembagian hadis dari segi kuantitas dan kualitasnya
- Tema-tema yang ditinjau dari perspektif al-Qur’an dan al-hadits, yaitu:
- Manusia dan tugasnya sebagai khalifah di bumi.
- Keikhlasan dalam beribadah
- Nikmat Allah dan cara mensyukurinya
- Perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup
- Pola hidup sederhana dan perintah menyantuni para dhuafa
- Berkompetisi dalam kebaikan.
- Amar ma ‘ruf nahi munkar
- Ujian dan cobaan manusia
- Tanggung jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat
- Berlaku adil dan jujur
- Toleransi dan etika pergaulan
- Etos kerja
- Makanan yang halal dan baik
- Ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adapun mata pelajaran
Al-Qur’an-Hadits di tingkat madrasah aliyah bertujuan untuk:
- Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap al-Qur’an dan hadits
- Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadits sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan
- Meningkatkan pemahaman dan pengamalan isi kandungan al-Qur’an dan hadits yang dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan tentang al-Qur’an dan hadits.
Stándar kompetensi lulusan mata
pelajaran Al-Qur’an-Hadits tingkat madrasah aliyah adalah: Memahami isi pokok
al-Qur’an, fungsi, dan bukti-bukti kemurniannya, istilah-istilah hadis, fungsi
hadis terhadap al-Qur’an, pembagian hadis ditinjau dari segi kuantitas dan
kualitasnya, serta memahami dan mengamalkan ayat-ayat al-Qur’an dan hadis
tentang manusia dan tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi serta
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
KESIMPULAN
Tujuan dan pendekatan pembelajaran
Al-qur’an dan Hadits adalah agar murid mampu membaca, menulis, menghafal,
mengartikan, memahami, dan terampil melaksanakan isi kandungan Al-Qur’an-Hadits
dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi orang yang beriman dan bertakwa
kepada Allah SWT. Sedangkan Sumber belajar dan media belajar adalah kedua
komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar dalam menunjang
pembelajaran, dengan penyampaian komunikasi yang apik dan dapat dipahami serta
diterima oleh peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Uno, HamzahB. 2009. Perencanaan
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Wiyani, Novan Ardi. 2013. Desain
Pembelajaran Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Yamin, Martinis. 2007. Profesionalisasi
Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press.
Tujuan Pembelajaran Qur’An Hadits Di Madrasah >>>>> Download Now
ReplyDelete>>>>> Download Full
Tujuan Pembelajaran Qur’An Hadits Di Madrasah >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Tujuan Pembelajaran Qur’An Hadits Di Madrasah >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK MI